22 Oktober 2007

NYANYIAN MAZMUR SEEKOR SAPI

renungan hari rabu abu

Tuhanku gembalaku,

Manusia tukang jagalku.

Tuhan ...

Kau bimbing aku ke air yang tenang,

Kau tuntun aku di jalanMu yang lurus,

tetapi mereka menyeretku ke rumah jagal.

Kau baringkan aku di padang rumput yang hijau,

tetapi mereka membanting tubuhku ...

di atas ranjang kematianku,

di mana darah saudara-saudaraku

boleh lebih dulu berteriak kepadaMu,

“Eli ... Eli ... lama sabachtani?”

Tak ada yang sempat menyolatkan jenazah kami,

atau membacakan paritta buat jiwa-jiwa kami,

pun tak ada misa requiem buat kami.

Oh, Tuhan ...

sesekali kuingin bertanya padaMu,

mengapa Engkau jadi manusia?

Tuhanku ...

Bukan maksud hambaMu ini

hendak menghojat kemuliaanMu.

tetapi ...

Seandainya Engkau menjadi seekor sapi sepertiku,

niscaya Hominum Salvator yang disebut-sebut orang itu

tiada akan merasai paku-paku menembusi tangan kakiNya,

tiada pula tombak menikam jantungNya.

Sebaliknya ...

akan dirasaiNya taring logam berkarat

menyayat kulitNya,

mengoyakkan leherNya,

dan mengirimkanNya kembali kepadaMu.

Aku tak tahu – lagipula bukan urusanku

Bagaimana Dia akan bangkit pada hari ketiga,

manakala dagingnya telah dicincang,

dimasak menjadi semangkuk sup di meja makan

menjadi santapan manusia-manusia rakus itu.

Aku pun tak tahu – lagipula bukan urusanku

Apakah sapi yang mati disembeleh bisa masuk sorga?

– itu pun kalau ada sorga tentunya

Tuhanku ...

Engkau Yang Maha Mengetahui.

Lihatlah ...

Mereka sedang berpuasa.

kulihat abu di kepala mereka,

dan mereka tiada makan dagingku

lantaran gereja melarang mereka.

Oh, manusia ...

Demi Bapa leluhurmu Ibrahim, Iskhaq, dan Yaqub,

kami sapi-sapi tak pernah ke gereja,

pun tiada pernah kami dibaptis,

tetapi belum pernah sekali-kali kami menyantap dagingmu!

Tuhanku ...

Engkau yang Rahmani lagi Rahimi.

Engkau mencintai mahluk-mahlukMu.

Tiada burung di udara Kau biarkan jatuh

Tiada anak manusia Kau biarkan celaka.

tetapi ...

Mengapa Kau biarkan

yang terburuk ini menimpa kaumku?

Mungkinkah ini bagian dari hukumMu?

Mungkinkah karena dosa kami

di kehidupan lampau? – lagi-lagi kalau ada

Tuhanku ...

Tiada hendak hambaMu menghojat takdirMu Yang Suci.

Hanya satu pinta kami ...

Jangan Kau tanggungkan dosa ini pada mereka,

karena mereka tiada mengerti ...

apa yang mereka perbuat.

Sleman, 1 Sura 2003M

sabbe satta bavantu sukitatta

semoga semua mahluk berbahagia


Tidak ada komentar: